SaranTema Materi Khutbah Idul Adha Yang Bagus Untuk Disampaikan February 25, 2017 by Abdullah Istiqomah Materi khutbah idul adha - Dalam menyambut hari raya Idul Adha, sebagai seorang khotib tentunya akan mempersiapkan materi khutbah dengan sebaik mungkin agar semua jama'ah bisa mengambil hikmah dengan mudah dalam khutbah yang disampaikan.Hajar Aswad. Foto Reasahalharmain Jakarta - Dalam khazanah Islam, Hajar Aswad bukan batu biasa yang berasal dari bumi. Diriwayatkan, hajar aswad dikirim dari surga oleh Malaikat Jibril. Semrawut dalam Pemberangkatan Haji, Kemenag Desak Saudia Airlines Diperiksa Kapan Idul Adha 2023? Ini Tanggal Muhammadiyah dan Jadwal Sidang Isbat Pemerintah Kisah Hajar Aswad Hilang 22 Tahun Akibat Tragedi Berdarah Qaramithah Semula, hajar aswad berwarna putih susu. Namun perlahan, batu tersebut menghitam sehingga kemudian disebut hajar aswad atau batu hitam. Dalam sejarah, hajar aswad pernah hilang dalam tragedi berdarah yang dilakukan oleh kelompok Qaramithah. Selama 22 tahun, Ka'bah tanpa hajar aswad. Artikel ini menuai perhatian pembaca kanal Islami bersama dua artikel lainnya, soal cuaca ekstrem dan penetapan Hari Idul Adha Ormas Islam Muhammadiyah. Selengkapnya, mari simak top 3 Islami. Simak Video Pilihan IniDetik-Detik Hujan Es dan Angin Kencang di Purwokerto Rusak Pusat Perbelanjaan dan Pasar Manis1. Cuaca Panas Ekstrem di Makkah, Jemaah Lansia Diimbau Tak Paksakan Diri BeribadahJemaah haji Indonesia sudah mulai berdatangan di Kota Makkah. Mereka disambut dengan cuaca panas yang mencapai suhu 30-45 derajat Celsius. FOTO; MCH PPIH ARAB SAUDI 2023Para jemaah haji lansia diminta untuk tak memaksakan diri beribadah di Tanah Suci. Sebab, kini cuaca di Madinah dan Makkah sedang panas, mencapai 43 derajat Celsius. Dalam kondisi cuaca panas ini, jemaah haji lansia dikhawatirkan terganggu kesehatannya jika memaksakan diri beribadah selayaknya jemaah haji yang berusia muda. Sebagai pihak yang bersinggungan langsung dengan jemaah, KBIHU diminta ikut mengedukasi jemaah agar tidak memaksakan diri dalam beribadah. “KBIHU sangat dekat dengan jemaah. Di tengah cuaca di Makkah yang demikian panas, serta jemaah lansia yang juga banyak, kami ajak KBIHU untuk mengedukasi jemaahnya agar tidak memaksakan diri dalam beribadah,” kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja Daker Makkah Zulkarnain Nasution saat ditemui di kantor Daker Makkah, Rabu 7/6/2023. Menurutnya, Kementerian Agama yang tahun ini mengusung tagline Haji Ramah Lansia’ maka KBIHU juga harus memiliki komitmen dalam menyukseskan penyelenggaraan haji yang ramah lansia. Dukungan itu setidaknya bisa dilakukan dalam aspek layanan dan manasik. Selengkapnya simak di sini2. Kisah Hajar Aswad Hilang 22 Tahun Akibat Tragedi Berdarah QaramithahHajar Aswad. Foto ReasahalharmainHajar Aswad yang terletak di salah satu sisi Ka’bah dikatakan batu suci dari surga. Menciumnya adalah sunnah dan akan mendapatkan pahala. Sebab, dahulu Nabi Muhammad SAW pernah menciumnya. Batu berwarna hitam ini bagi umat Islam sangat istimewa, orang dari penjuru dunia berebut ingin mencium, atau hanya menyentuhnya saja. Batu ini ikon sakral bagi umat Islam. Jumlah orang yang ingin menyentuh dan menciumnya dalam satu tahun jutaan orang. Mereka berbondong-bondong ke kota suci Makkah, baik haji maupun umrah. Namun begitu, ternyata dalam catatan sejarah, pernah hilang dicuri segerombolan perampok dalam tragedi berdarah. Dilansir dari batu yang amat dimuliakan itu pernah dicuri oleh sekawanan perampok yang menyebabkan Ka’bah tanpa Hajar Aswad dalam waktu 22 tahun. Selengkapnya simak di sini3. Kapan Idul Adha 2023? Ini Tanggal Muhammadiyah dan Jadwal Sidang Isbat PemerintahIlustrasi - Bendera Muhammadiyah. Foto Hari Raya Idul Adha 2023 menjadi pertanyaan umum sebagian orang Islam akhir-akhir ini. Mengetahui waktu Idul Adha tahun ini sangat penting khususnya bagi mereka yang akan melaksanakan ibadah kurban. Idul Adha merupakan salah satu hari raya dalam agama Islam setelah Idul Fitri. Hari Raya Idul Adha setiap tahunnya jatuh pada 10 Dzulhijjah. Pada hari raya tersebut umat Islam disunnahkan sholat id dan menyembelih hewan kurban. Sholat Idul Adha dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah pagi hari. Sedangkan waktu penyembelihan hewan kurban setelah sholat Idul Adha dan tiga hari tasyrik 11-13 Dzulhijjah. Kementerian Agama Kemenag Republik Indonesia belum menetapkan Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh tanggal berapa dalam kalender Masehi. Jika mengacu pada kalender 2023, Hari Raya Idul Adha 1444 H jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Pun dengan SKB 3 menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama yang menuliskan tanggal 29 Juni 2023 sebagai Hari Raya Idul Adha. Selengkapnya simak di sini* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ 9× اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ عِيْدَ اْلأَضْحى عِبْرَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ الْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَ مَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَ ألِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا صَادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنُ. أَيُّهَا الْإِخْوان إِتَّقُو ا اللهَ حقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ Allahu Akbar 3x walillahil hamd Saudara-saudara kaum Muslimin Muslimat yang berbahagia! Dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, hari ini kita dapat merayakan Idul Adha, dinamakan pula Idul Qurban, Idun Nahr, dan Idul Akbar. Hari raya yang menekankan semangat sosial dan berkorban. Di samping menyatakan rasa syukur, juga kita sampaikan permohonan kepada Allah SWT semoga segala aktivitas ibadah ini meraih sasarannya, yaitu menjadi bertambah dekat dengan Allah SWT, dekat dengan petunjuknya, dengan pertolongannya, dan dekat dengan ridhanya, hasil dari ibadah kurban. Tercapainya suasana dzikrullah mengingat Alah, hasil dari ibadah shalat. Mendapatkan ampunan, rahmat, dan petunjuk Allah SWT, hasil daripada kesabaran atas musibah yang telah menimpa. Seperti disebutkan dalam Al-Qur’an لَنْ يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ..... الحج37 “Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu….” al Hajj 37 إِنَّنِىۤ أَنَا اللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا فَاعْبُدْنِى وَأَقِمِ الصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىْ طه 14 “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.” Thaha 14. أُولَۤئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَۤئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ البقرة 157 “Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” al-Baqarah 157 Allahu Akbar 3x walillahilhamd. Jamaah Shalat Idul Adha yang dimuliakan Allah Keimanan itu bukanlah semata-mata hanya ucapan yang keluar dari bibir belaka, tetapi keimanan yang sebenar-benarnya adalah merupakan suatu keyakinan yang memenuhi seluruh isi hati nurani, dan dari situ akan muncul bekas-bekas atau kesan-kesannya, sebagaimana semerbaknya bau harum yang disemarakkan oleh setangkai bunga mawar. وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ أُولٰۤئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ 7 فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ 8 الحجرات 7-8 “Tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” al-Hujurat 7-8 Salah satu bukti keimanan adalah bersedekah, sebagaimana sabda Nabi SAW الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ رواه مسلم “dan sedekah itu adalah bukti keimanan yang nyata. HR Muslim Ibadah sedekah memiliki banyak keutamaan terlebih jika sedekah itu dikeluarkan di waktu, tempat dan keadaan yang utama seperti mengeluarkan sedekah di bulan Ramadhan, untuk fakir miskin yang lemah tak berdaya tak dapat usaha, di 10 hari bulan Dzulhijjah, dan saat urusan yang penting seperti untuk orang yang sakit dan pada waktu musim pandemic seperti sekarang ini. Demikian dalam Tuhfatul Muhtaj Lisyarhil Minhaj h. 755-756. Maka dengan begitu keimanan seseorang kan semakin harum semerbak mewangi dengan bekas-bekas dan kesan-kesan yang ditorehkannya. Imam Abu Bakr al-Razi, menjelaskan bahwa; “Iman dalam hati seorang mukmin adalah seumpama sebatang pohon yang mempunyai tujuh dahan. Satu dahan mencapai hatinya, sedang buahnya adalah kehendak yang benar; satu dahan mencapai lidahnya, sedangkan buahnya adalah perkataan yang benar; satu dahan mencapai kedua belah kakinya, sedang buahnya berjalan menuju shalat berjamaah; satu dahan mencapai kedua belah tangannya, sedangkan buahnya adalah memberikan sedekah; satu dahan mencapai kedua belah matanya, sedang buahnya adalah memandang kepada pelajaran-pelajaran; satu dahan mencapai perutnya, sedang buahnya ialah memakan yang halal dan meninggalkan barang yang meragukan; dan satu dahan lagi mencapai jiwanya, sedangkan buahnya ialah meninggalkan dan mengendalikan keinginan-keinginan nafsu syahwatnya.” Allahu Akbar 3x walillahilhamd. Jamaah Shalat Id yang berbahagia! Semua ibadah yang disyariatkan Allah bertujuan untuk menanamkan keutamaan, kebaikan, akhlak mulia, dan mengikis sifat kezaliman dan kerusakan. Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar. QS. Al-Ankabut 45. Puasa menanamkan ketakwaan dalam diri Muslim. QS. Al-Baqarah 183. Zakat untuk membersihkan hati dari sifat kikir QS at-Taubah 103. Kurban, sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-Kautsar إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ 1 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 2 “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Muhammad nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.” al-Kautsar 2-3 Dan juga sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى شِرَاءِ اْلأُضْحِيّةِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ وَ مُحِيَ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ وَ رُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَ إِذَا تَكَلَّمَ فِي شِرَائِهَا كَانَ كَلَامُهُ تَسْبِيْحًا وَ إِذَا نَقَدَ ثَمَنَهَا كَانَ لَهُ بِكُلِّ دِرْهَمٍ سَبْعُمِائَةٍ حَسَنَة وَ إِذَا طَرَحَها عَلَى اْلأَرْضِ يُرِيدُ ذَبْحَهَا اسْتَغفَرَ لَهُ كُلُّ خَلْقٍ مِنْ مَوْضِعِهَا إِلَى اْلأَرْضِ السَّابِعَةِ وَ إِذاَ أَهرَقَ دَمَّهَا خَلَقَ اللهُ بِكُلِّ قطْرَةٍ مِن دَمِّهَا عَشْرَةً مِنَ الْمَلَائِكَةِ يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ إلىَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه أحمد. “Barangsiapa keluar dari rumahnya pergi untuk membeli hewan korban maka akan dihitung bagi orang tersebut setiap dari langkah kakinya sepuluh kebaikan, dan di hilangkan atasnya sepuluh kejelekan, dan diangkat diberi atasnya sepuluh derajat. Dan ketika terjadi transaksi pembelian maka setiap ucapannya dihitung sebagai tasbih, dan ketika akad pembelian berlangsung maka setiap dirham satu rupiah disamakan dengan tuju puluh kebaikan, dan ketika hewan tersebut diletakkan dibaringkan di atas bumi untuk dipotong maka setiap makhluk yang ada di bumi sampai lapis ketujuh akan memohonkan ampun atas orang tersebut, dan ketika darah dari hewan tersebut telah dialirkan maka Allah SWT menjadikan setiap tetes dari darah tersebut sepuluh malaikat yang selalu memohonkan ampun sampai hari kiamat.” HR Ahmad. Adapun haji diwajibkan untuk memperbanyak dzikir, menyaksikan manfaat duniawi dan ukhrawi QS al-Hajj 27-28, mengokohkan ketakwaan, menjauhi rafats, fusuk, dan jidal. QS al-Baqarah 197. فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ. البقرة 197 “Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats perkataan kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.” QS al-Baqarah 197. Dasar-dasar hikmah Allah menetapkan pokok-pokok fardhu dan dosa-dosa besar, telah ditandaskan oleh atsar yang di bawah ini "فَرَضَ اللهُ الْإِيمَانَ تَطْهِيراً مِنَ الشِّرْكِ، وَالصَّلاَةَ تَنْزِيهاً عَنِ الْكِبَرِ، وَالزَّكَاةَ تَسْبِيباً لِلرِّزْقِ، وَالصِّيَامَ ابْتِلاَءً لِإِخْلاَصِ الْخَلْقِ، وَالْحَجَّ تَقْرِبَةً لِلدِّينِ وَالْجِهَادَ عِزّاً لِلْإِسْلاَمِ، وَالْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ مَصْلَحَةً لِلْعَوَامِّ، وَالنَّهْيَ عَنِ الْمُنْكَرِ رَدْعاً لِلسُّفَهَاءِ، وَصِلَةَ الرَّحِمِ مَنْماةً لِلْعَدَدِ، وَالْقِصَاصَ حَقْناً لِلدِّمَاءِ، وَإِقَامَةَ الْحُدُودِ إِعْظَاماً لِلْمَحَارِمِ، وَتَرْكَ شُرْبِ الْخَمْرِ تَحْصِيناً لِلْعَقْلِ، وَمُجَانَبَةَ السَّرِقَةِ إِيجاباً لِلْعِفَّةِ، وَتَرْكَ الزِّنَى تَحْصِيناً لِلنَّسَبِ، وَتَرْكَ اللِّوَاطِ تَكْثِيراً لِلنَّسْلِ، وَالشَّهَادَةَ اسْتِظهَاراً عَلَى الْمُجَاحَدَاتِ وَتَرْكَ الْكَذِبِ تَشْرِيفاً لِلصِّدْقِ، وَالسَّلاَمَ أَمَاناً مِنَ الْمَخَاوِفِ، وَالْإَمَانَةَ نِظَاماً لِلْأُمَّةِ، وَالطَّاعَةَ تَعْظِيماً لِلْإِمَامَةِ." “Allah memfardhukan iman untuk membersihkan hati dari syirik, memfardhukan sembahyang untuk mensucikan diri dari takabbur, memfardhukan zakat untuk menjadi sebab hasil rezeki bagi manusia, memfardhukan puasa untuk menguji keikhlasan manusia, memfardhukan haji untuk mendekatkan umat Islam antara satu dengan lainnya, memfardhukan jihad untuk kebesaran Islam, memfardhukan amar ma’ruf untuk kemaslahatan orang awam, memfardhukan nahyu anil munkar untuk menghardik orang-orang yang kurang akal, memfardhukan silaturrahmi untuk menambah bilangan, memfardhukan qishas untuk pemeliharaan darah, menegakkan hukum-hukum pidana untuk membuktikan besar keburukan barang-barang yang diharamkan itu, memfardhukan kita untuk menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan untuk memelihara akal, memfardhukan kita menjauhkan diri dari pencurian untuk mewujudkan pemeliharaan diri, memfardhukan kita menjauhi zina untuk memelihara keturunan, meninggalkan liwath untuk membanyakkan keturunan, memfardhukan pensaksian untuk memperlihatkan mana yang benar, dan memfardhukan kita menjauhi dusta untuk memuliakan kebenaran, dan memfardhukan perdamaian untuk memelihara manusia dari ketakutan dan memfardhukan kita memelihara amanah untuk menjaga keseragaman hidup dan memfardhukan taat untuk memberi nilai yang tinggi kepada pemimpin negara.” Demikianlah hikmah ibadah, agar kita tetap beriman dan bertaqwa. Tanpa iman pertahanan diri kita mudah rubuh dan manusia hidup mengambang tanpa arah. Tanpa taqwa, manusia mudah melanggar aturan dan jiwanya mudah dipermainkan setan. جَعَلَنَا اللهُ وَ إِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ الْآمِنِيْنَ وَ أَدْخَلَنَا وَ إِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مَّنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ فصلت 46 اَللهُ أَكْبَرُ 3× لَآ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. Khutbah Kedua اللهُ اَكْبَرْ ٧× لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اَلْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ وَحْدَهْ صَدَقَ وَعْدَهْ وَ نَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهْ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهْ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَةَ اِلَّا بِاللهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّٰهُمَ فَصَلِّ وَسَلِمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَاحِبِ كَنْزِ الرَّحْمَةِ وَعَلٰى اٰلِه وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ. أَمَا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِيٍ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِيْمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّهُمَّ أَعِزِّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُنِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكـُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ. وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Dikutip dari Naskah Khutbah Almaghfurlah Wakil Rais PCNU Kabupaten Sukabumi KH Imam Syamsudin ghafarallahu dzunubah wa satara uyubah wa askanahu faradisal Jinan, oleh Hikmatul Luthfi bin Imam Syamsudin
Shalatdan Khutbah Id. Di pagi hari, saat matahari mulai menampakkan wajahnya, tampak umat islam beramai-ramai keluar menuju tanah lapang sambil bertakbir untuk menunaikan shalat Idul Fitri. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan seluruh umatnya untuk menyaksikan hari raya tahunan ini.Khutbah Kam, 7 Jul 2022 Khutbah Sen, 4 Jul 2022 Khutbah Sen, 19 Jul 2021 Khutbah Sen, 19 Jul 2021 Khutbah Ahad, 18 Jul 2021 Khutbah Ahad, 18 Jul 2021 Khutbah Ahad, 18 Jul 2021 Khutbah Kam, 8 Jul 2021 Khutbah Rab, 7 Jul 2021 Khutbah Sen, 5 Jul 2021 Khutbah Kam, 30 Jul 2020 Khutbah Kam, 30 Jul 2020 Khutbah Kam, 30 Jul 2020 Khutbah Sel, 28 Jul 2020 Khutbah Ahad, 26 Jul 2020 Khutbah Rab, 8 Jul 2020 Khutbah Sab, 10 Agu 2019 Khutbah Jum, 9 Agu 2019 Khutbah Sel, 21 Agu 2018 Khutbah Sen, 20 Agu 2018 Khutbah Sab, 18 Agu 2018 Khutbah Kam, 31 Agu 2017 Khutbah Kam, 31 Agu 2017 Khutbah Ahad, 27 Agu 2017 Nasional Sel, 13 Sep 2016 Khutbah Ahad, 11 Sep 2016 Khutbah Jum, 9 Sep 2016 Khutbah Rab, 7 Sep 2016 Khutbah Rab, 23 Sep 2015 Khutbah Rab, 23 Sep 2015 Khutbah Sen, 14 Okt 2013 Khutbah Rab, 25 Nov 2009 Khutbah Jum, 14 Des 2007 KumpulanKhutbah Idul Adha Terfavorit. Kumpulan Khutbah Idul Adha Terfavorit. Home; Khutbah | Kam, 31 Agu 2017; Khutbah Idul Adha: Meneguhkan Totalitas Kepatuhan kepada Allah melalui Kurban Khutbah Idul Adha: Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban. Khutbah | Jum, 9 Sep 2016; Khutbah Idul Adha: Spirit Berkurban dan Kepedulian Sosial
Berikut contoh naskah khutbah Jumat minggu ketiga bulan Dzulqa'dah tentang ber kurban yang menyentuh dan inspiratif. Sebentar lagi umat islam akan menyambut hari raya Idul Adha yang sangat erat dengan aktivitas ber kurban Dalam menyambut Idul Adha, naskah khutbah Jumat tentang qurban ini bisa menjadi referensi bahan ceramah. Sebelum melaksanakan Sholat Jumat, para jemaah terlebih dahulu mendengarkan khutbah Jumat yang memiliki pesan dan imbauan untuk berbuat kebaikan. Dalam artikel ini, terdapat contoh naskah khutbah Jumat singkat mengenai berkuban. Adapun naskah khutbah Jumat bertema tentang ber kurban, singkat dan inspiratif, tersedia juga dalam bentuk PDF yang dapat di unduh melalui link dibawah ini. PDF Materi Khutbah Jumat Dzulqa'dah >>> Klik Disini Baca juga Khutbah Jumat 9 Juni 2023 Sucikan Hati Dengan Melaksanakan Ibadah Haji Judul Khutbah Jum'at "Mari Berkorban dengan Ber kurban" الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْاٰنِ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا. وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Tidak bosan-bosannya khatib mengajak kepada seluruh jamaah, mari kita senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Barometer dari ketakwaan adalah kemampuan kita untuk sekuat tenaga menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Posisi kita berada di jalan yang telah digariskan oleh Allah swt, dengan tidak belok ke kanan dan ke kiri ini, akan menjadikan kita pada posisi tengah dan kuat sehingga mampu menghantarkan kita pada tujuan yang benar dan hakiki dalam kehidupan di dunia. Ketakwaan ini juga yang telah ditegaskan oleh Allah swt sebagai bekal yang paling baik dalam menjalani kehidupan. Allah berfirman وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ Artinya “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”. QS al-Baqarah 197 Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib mengajak kita semua untuk kembali merenungkan nikmat-nikmat dan rezeki yang telah dianugerahkan oleh Allah swt dalam kehidupan. Segala nikmat ini adalah nyata adanya dan telah ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1 اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَر Artinya “Sungguh, Kami telah memberimu Muhammad nikmat yang banyak.” Nikmat yang telah diberikan ini tidak boleh menjadikan kita lupa sehingga jauh dari Allah swt. Sebaliknya, nikmat ini harus mampu dijadikan sebagai sarana untuk beribadah dan membawa kita lebih dekat kepada Allah swt. Lalu bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah? Pertanyaan ini dijawab di ayat selanjutnya yakni ayat kedua surat Al-Kautsar فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ Artinya “Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan ber kurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.”. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Jelas dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya dengan dua bentuk ibadah. Pertama adalah shalat yang memang sudah menjadi kewajiban dan rutinitas harian kita dengan melaksanakannya lima waktu setiap hari, yakni Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Kedua adalah dengan ber kurban yang merupakan ibadah tahunan dan hanya bisa dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah. Pada bulan Dzulhijjah ini kita diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban di Hari Raya Haji atau Idul Adha pada tanggal 10 Dzuhijjah atau tiga Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Dari sisi bahasanya sendiri, kurban berasal dari bahasa Arab, yakni qaruba – yaqrubu – qurban yang artinya dekat. Untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui kurban, kita dituntut berkorban menyisihkan harta kita untuk membeli hewan kurban dan memberikannya kepada orang lain. Tentu kita harus benar-benar ikhlas dan menata hati dengan benar dalam berkorban dengan ber kurban ini. Jangan sampai pengorbanan kita dengan mengambil harta yang kita miliki tidak membuahkan hasil dan jauh dari hakikat ibadah kurban itu sendiri yakni mendekatkan diri pada Allah. Jangan sampai kita salah niat, sehingga kita malah akan semakin jauh dari Allah karena niatan yang salah seperti ingin dipuji orang dan niatan-niatan lainnya yang tidak lillahi ta’ala. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Menyembelih hewan kurban menurut Imam Malik dan Imam al-Syafi’i adalah kesunnahan yang diutamakan atau sunnah muakkadah. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ibadah kurban adalah wajib bagi penduduk yang mampu dan tidak dalam keadaan bepergian. Nabi Muhammad saw pun telah memberi contoh dengan tidak pernah meninggalkan ibadah kurban sejak disyariatkannya sampai beliau wafat. Sebagai sebuah kesunnahan yang ditekankan dan rutin dilakukan oleh Nabi Muhammad, ibadah kurban memiliki keutamaan tersendiri sebagaimana haditst Nabi dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا Artinya “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” Keutamaan lain dari ibadah kurban adalah sebuah ibadah yang memiliki dua dimensi, yakni vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal artinya ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah swt, sementara dimensi horizontal adalah ibadah sosial berupa berbagi rezeki untuk membahagiakan orang lain. Ketika kita mampu membahagiakan orang lain, maka kita pun akan merasa bahagia dan pada akhirnya kebahagiaan bersama juga akan mudah terwujud sehingga kehidupan di tengah-tengah masyarakat pun akan bahagia dan damai. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Dengan agungnya makna dan tujuan dari ibadah kurban ini, maka sudah selayaknya kita berusaha untuk dapat melaksanakannya sehingga kita akan semakin dekat kepada Allah. Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang kufur nikmat dan terputus rahmat Allah karena kita tidak ber kurban padahal sebenarnya kita mampu. Mari kita bersama-sama menjadi hamba yang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-perintahnya. Jangan sampai kita pada kondisi yang disebutkan dalam surat Al-Kautsar ayat 3 اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ Artinya "Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus dari rahmat Allah." أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ *** Artikel ini telah tayang diAIDyf.